Mataram (Suara NTB) – Kondisi kekurangan guru masih terjadi di jenjang SMA, SMK, dan SLB di Provinsi NTB pada tahun 2025 ini. Kekurangan guru itu didominasi formasi guru produktif SMK dan guru pendidikan khusus SLB.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Dikbud NTB, Nur Ahmad pada Selasa, 25 Februari 2025. Ia membenarkan kekurangan guru masih didominasi guru produktif atau guru yang mengajar kejuruan di SMK. Termasuk guru pendidikan khusus yang mengajar di SLB. “Benar, kita masih kekurangan guru produktif dan guru pendidikan khusus,” ujar Nur Ahmad.
Nur Ahmad sebelumnya mengatakan, dari hasil pemetaan yang dilakukan Dinas Dikbud NTB untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB, pihaknya membutuhkan total 2.473 orang guru. Dikbud NTB juga sudah mengusulkan guru PPPK sebanyak 1.990 formasi dan CPNS 483 formasi untuk rekrutmen 2024 lalu.
“Harapannya pengadaan ASN jabatan fungsional guru maupun tenaga teknis untuk sekolah-sekolah tetap dibuka pada tahun-tahun berikutnya,” harap Nur Ahmad.
Formasi guru produktif SMK dan guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) masih menjadi prioritas usulan formasi PPPK dan CPNS tahun 2024 lalu. “Formasi yang akan diusulkan tentu saja akan meng-cover kekurangan guru, terutama guru produktif/kejuruan dan PLB,” ungkap Nur Ahmad.
Namun, berdasarkan rekrutmen PPPK tahun sebelumnya, jumlah calon guru yang mendaftar formasi guru produktif dan guru PLB masih belum sesuai formasi atau kuota yang ada.
Sementara itu, Nur Ahmad menyebutkan, untuk formasi mata pelajaran lain sebagian sudah terpenuhi. Hanya tinggal distribusinya yang perlu diatur lagi.
Sebagai informasi, pada jenjang SMK terdapat tiga jenis guru. Pertama, guru normatif yang merupakan guru mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris. Kedua, guru adaptif adalah guru yang mengajar mapel biologi, fisika, matematika. Ketiga, guru produktif yang merupakan guru mengajar mata pelajaran sesuai dengan kejuruannya. (ron)