BADAN Urusan Logistik (Bulog) memiliki 3 perusahaan mitra di Kabupaten Dompu yang menampung gabah dan jagung hasil serapan di petani. Selain memiliki penggilingan, mitra juga harus memiliki mesin pengering untuk mengeringkan gabah sebelum digiling.
Keterbatasan mitra ini dimanfaatkan tengkulak untuk menyerap gabah dan jagung petani jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kg untuk gabah kering panen dan Rp5.500 per kg untuk jagung. Jika hingga Jumat, 18 April 2025, harga gabah petani yang tidak diserap Bulog hingga Rp.5.800 per kg, pada Minggu, 20 April 2025 harganya mencapai Rp.5.500 per kg untuk gabah kering panen.
Salah satu penggilingan di Kempo yang menyerap gabah petani dengan harga Rp5.500 per kg gabah kering panen mengungkapkan, sebelumnya menyerap gabah dengan harga Rp6 ribu per kg untuk gabah kering panen. Kini menyerap dengan harga Rp5.500 per kg karena harga beras juga mengalami penurunan menjadi Rp12 ribu per kg.
Gabah yang dibeli, dikeringkan secara manual dengan upah buruh Rp.100 ribu per orang per hari. Gabah kering panen ketika dikeringkan mengalami penyusutan hingga 4 kg dalam 100 kg. Gabah kering 100 kg ketika digiling menjadi beras rata – rata 52 hingga 55 kg.
“Jadi sangat kecil untungnya. Kita juga menyerap untuk membantu petani yang kepepet jual. Kalau menunggu diserap Bulog, butuh waktu. Mereka khawatir gabahnya rusak,” ungkap salah satu pengusaha penggilingan di Kempo yang enggan disebutkan namanya.
Adnin, petani di Kempo mengakui, untuk diserap Bulog dengan harga Rp.6.500 per kg harus koordinasi dengan Babinsa dan uangnya tidak langsung diterima. Sehingga khawatir gabahnya rusak dan ndak terjual seperti yang dijanjikan. “Makanya kita cari orang yang bisa langsung bayar gabah kita, walaupun harganya tidak semahal diambil Bulog. Tapi dengan harga Rp.6 ribu per kg, kita sudah untung banyak,” akunya.
Pimpinan Bulog cabang Bima, Heri Sulistiyo yang dihubungi, Minggu, 20 April 2025 memastikan, serapan gabah petani masih lancar hingga saat ini. Gabah dari petani di Kecamatan Kempo pada Minggu kemarin diserap hingga 3 truk dengan harga Rp.6.500 per kg. “Untuk Kempo hari ini muat 3 truk (gabah),” katanya.
Dikatakan Heri, di Kabupaten Dompu ada 4 pengusaha penggilingan yang menjadi mitra Bulog. Yaitu Bintang Jaya, Kembang Padi, Lancar Abadi, dan Abadi Langgeng. Tapi yang sudah aktif menyerap ada 3 mitra. “Abadi Langgeng di Manggelewa masih proses pemasangan mesin giling,” jelasnya.
Komandan Koramil Kempo, Peltu Irwan mengatakan, serapan gabah petani oleh Bulog bekerjasama dengan Babinsa masih normal sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah. Namun ada kondisi yang dimanfaatkan tengkulak dalam menyerap gabah petani dengan harga di bawah HPP.
Ketika gabah petani yang tidak sabar menunggu babinsa untuk mengawal pembelian Bersama Bulog. Saat itu hadir tengkulak dan menyerap gabah di bawah HPP. “Para petani tidak sabaran. Takut gabahnya rusak, jamuran karena basah dan enggan menjemur. Makanya mereka jual ke tengkulak,” ungkap Irwan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP yang dikonfirmasi mengaku, serapan gabah dan jagung sesuai Keputusan pemerintah diperintahkan kepada Bulog untuk menyerapnya untuk kebutuhan Cadangan pangan nasional. Hingga saat ini, baru gabah yang diserap Bulog dengan mitranya.
Untuk jagung, Syahrul menyampaikan, hingga saat ini Bulog belum menyerap jagung petani. Sehingga hanya pengusaha swasta yang menyerap jagung petani. Sementara para pengusaha ini menyerap untuk dijual Kembali ke pengusaha pakan setelah memproses jagungnya sesuai kualitas yang dipersyaratkan pengusaha pakan di luar daerah.
“Kemarin Pak Bupati sudah mendatangi para pengusaha penyerap jagung agar tidak sampai anjlok harga jagung,” ungkap Syahrul. Sehingga saat ini, harga jagung pipilan kering dengan kadar air (KA) maksimal 15 persen di Gudang Rp.4.400 per kg. Harga ini menyebabkan serapan jagung di lapangan menjadi Rp.4.100 per kg hingga Rp.4.250 per kg.
Heri Sulistiyo, pimpinan Bulog Bima juga mengakui, hingga saat ini pihaknya belum menyerap jagung petani. Gudang Bulog di CDC Manggeasi Manggelewa Kabupaten Dompu masih penuh oleh jagung hasil serapan tahun 2024 lalu. Tiga gudang dengan kapasitas masing – masing 3 ribu ton di CDC masih penuh. “Saat ini belum ada serapan jagung. Masih persiapan gudang,” ungkap Heri, Jumat, 18 April 2025.
Mentan Dijadwalkan Panen Raya
Pada bagian lain, ungkapnya, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Dr. Ir. H. Amran Sulaiman, MP bersama wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono B. Eng, MM, MBA dijadwalkan hadir pada pelaksanaan panen raya jagung di Desa Nusa Jaya, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu pada 21 April 2025. Kehadiran Amran diharapkan bisa berdampak pada kesejahteraan petani, terlebih saat ini harga komoditi jagung masih jauh dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, menyebut kehadiran petinggi Kementerian Pertanian ini akan memberikan dampak positif bagi daerah. Paling tidak, bisa melihat langsung kondisi daerah dan memahami keadaan yang terjadi di daerah, selain pelaporan yang disampaikan selama ini. “Ini (kehadiran menteri) yang kita harapkan,” katanya.
Menjelang kehadiran Menteri Pertanian untuk pelaksanaan panen raya, persiapan mulai dilakukan. Mulai dari persiapan lokasi panen raya, dan undangan sudah mulai diedarkan. Pada acara panen raya direncanakan ada tanya jawab antara petani dengan menteri, sehingga petani bisa langsung menyampaikan harapannya kepada menteri.
Pada April 2025 ini, luas tanaman jagung yang dipanen mencapai 9.258 hektare dan di lokasi panen raya ini diperkirakan seluas 7 hektare dan di Manggelewa sendiri luas lahan pertanian untuk komoditi jagung dan padi seluas 21 ribu hektare. April ini menjadi puncak panen jagung dan padi petani.
Untuk harga, petani masih dihadapkan pada harga yang masih rendah. Kendati Badan Pangan Nasional sudah menetapkan HPP sebesar Rp5.500 per kg untuk jagung pipilan kering, dan Rp6.500 ribu untuk padi kering panen. Namun di lapangan, Bulog baru menyerap gabah petani dan belum menyerap jagung. Karena pembelian dengan HPP ini, diperintahkan ke Bulog untuk menyerap bagi cadangan pangan nasional.
Harga jagung pipilan kering dengan kadar air (KA) maksimal 15 persen di lapangan saat ini Rp4.100 hingga Rp4.200 per kg, dan di gudang penampungan Rp4.400 per kg. Sementara untuk gabah seharga Rp5.800 hingga Rp6.500 per kg kering panen. Harga gabah cenderung stabil, karena Bulog masih menyerap, kendati tidak maksimal akibat kendala Gudang dan alat transportasi. Sehingga penyerapan oleh swasta dengan harga di bawah HPP. (ula)