Sumbawa Besar (Suara NTB) – Bupati Kabupaten Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot berharap Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) untuk bisa merealisasikan rencana pembangunan pelabuhan Teluk Santong untuk mendukung program swasembada garam, pertanian dan perikanan.
“Kalau dari segi kedalaman dan kelayakan, pelabuhan Teluk Santong sangat memungkinkan untuk disandari kapal besar termasuk untuk memangkas alur distribusi produk Perikanan dan pertanian,” ujarnya kepada wartawan, Minggu, 4 Mei 2025.
Rencana pembangunan pelabuhan tersebut sebenarnya sudah diusulkan sejak tahun 2023 lalu bahkan sudah ada peletakan batu pertama. Sehingga dirinya berharap dengan adanya kunjungan Dirjen pengelolaan kelautan KKP pelabuhan tersebut bisa terealisasi.
“Secara potensi dan tekhnis sangat cocok pelabuhan tersebut bisa dibangun, kalaupun peruntukan nantinya akan dijadikan pelabuhan khusus kami sangat siap,” ujarnya.
Haji Jarot pun meyakinkan, untuk persoalan lahan di rencana lokasi pembangunan pelabuhan tersebut sudah tidak ada masalah lagi. Karena pemerintah sudah melakukan tukar guling di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas aset tanah seluas 300 hektare.
“Kalau untuk ketersediaan lahan sudah ada dan tidak masalah, tinggal kita lakukan kordinasi dan sinergi lebih lanjut dengan Pemerintah pusat. Karena hal-hal seperti itu tidak bisa pemerintah sendiri,” ucapnya.
Pemerintah pun memastikan akan terus berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Bupati. Tentu tindak lanjut dari kordinasi tersebut nantinya akan dilakukan kajian lebih lanjut apalagi saat ini di tingkat Kementerian sendiri ada beberapa perubahan.
“Jadi, kebijakan-kebijakan tersebut akan kita kalibrasi kembali dan akan kita sesuaikan dengan kebijakan yang ada di pusat untuk percepatan realisasi pelabuhan tersebut,” tambahnya.
Diakuinya, pelabuhan tersebut dianggap sangat penting untuk bisa direalisasikan karena saat ini masih menggunakan jalur darat dan biayanya cukup besar. Apalagi untuk produksi pertanian dan kelautan di Sumbawa termasuk untuk memangkas biaya mobilisasi barang.
“Jadi, melalui pelabuhan tersebut tidak hanya hasil pertanian dan perikanan dari Sumbawa saja melainkan dari Pulau Sumbawa dengan potensi produksi sangat tinggi,” tukasnya. (ils)