Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi (Disnakertrans) mencatat angka pengangguran terbuka mencapai 9.000 orang jumlah tersebut merupakan hasil pendataan yang dilakukan Pemerintah di masing-masing desa.
“Memang angka pengangguran terbuka kita masih cukup tinggi dan kami sudah meminta ke sejumlah perusahaan untuk mengirim kebutuhan tenaga kerja sehingga angka tersebut bisa kita tekan,” kata Kadis Nakertrans H. Varian Bintoro, kepada Suara NTB, Senin, 5 Mei 2025.
Dia menyebutkan, dari jumlah tersebut tenaga kerja yang sudah terlatih sampai dengan saat ini mencapai 6.000 orang lebih. Sehingga pihaknya meminta kepada seluruh perusahaan yang beroperasi di Sumbawa untuk mengirimkan data kebutuhan tenaga kerja supaya angka pengangguran bisa ditekan.
“Kita sudah bersurat ke perusahaan agar mengirimkan data kebutuhan tenaga kerja sehingga kita bisa siapkan termasuk angka 6.000 tersebut bisa diterima bekerja,” ujarnya.
Pemerintah saat ini lanjut H. Varian masih kesulitan untuk melatih dan mempersiapkan tenaga kerja lokal. Sebab hingga saat ini perusahaan belum mengirimkan data kebutuhan tenaga kerja mereka meskipun sudah beberapa kali disurati.
“Ya kita minta perencanaan dari mereka (Perusahaan) berapa kebutuhan tenaga kerjanya sehingga kita bisa siapkan sesuai kebutuhan perusahaan,” ucapnya.
Dia melanjutkan, karena akan sangat percuma jika tenaga kerja lokal sudah disiapkan tetapi tidak ada sasaran (tempat mereka bekerja) juga akan sia-sia. Tentu dengan beroperasinya dodo rinti diharapkan perusahaan bisa menyerap tenaga kerja lokal secara optimal.
“Daripada kita latih-latih tetapi mereka tidak membutuhkan tenaga kerja lokal upaya kita juga akan sia-sia. Sehingga kita minta perusahaan agar lebih proaktif dalam memberikan data ke kita (pemerintah),” tambahnya.
H. Varian pun meyakinkan, tenaga kerja lokal harus mendapatkan perlindungan khusus untuk mendapatkan pekerjaan. Selain pola demikian, Pemerintah juga akan membuat aplikasi khusus untuk memproteksi tenaga kerja lokal agar bisa mendapatkan porsi dalam bekerja nantinya.
“Kita sudah bersurat secara resmi ke sejumlah perusahaan untuk memberikan data kebutuhan tenaga kerjanya supaya kita bisa menyiapkan SDM yang handal dan siap bekerja,” sebutnya.
Koordinasi lanjutan dengan perusahaan juga terus dimantapkan demi keberlanjutan pembangunan di daerah. Sehingga hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir termasuk juga serapan tenaga kerja lokal juga lebih optimal.
“Pola komunikasi tetap kita lakukan demi menjamin tenaga kerja lokal mendapat tempat untuk bekerja. Kami juga tetap berupaya menyiapkan SDM handal agar siap bekerja dan mampu bersaing dengan tenaga kerja luar daerah,” tandasnya. (ils)