Praya (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Tengah, menyatakan pemeriksaan hewan kurban rutin dilaksanakan sesuai standar operasional prosedur sehingga dipastikan ternak sapi yang dijadikan kurban bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Pemeriksaan hewan kurban itu tetap rutin dilaksanakan, baik sebelum dipotong maupun setelah dipotong,” kata Kepala Distan Kabupaten Lombok Tengah M Kamrin di Lombok Tengah, Kamis.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ternak menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, pihaknya telah menyiapkan petugas di masing-masing kecamatan guna pengawasan dan pengobatan jika ada ternak yang sakit.
“Penyakit di ternak itu tetap ada, yang perlu diantisipasi itu penyebab virus atau PMK. Warga pasti membeli ternak yang sehat untuk dijadikan kurban,” katanya.
Ia mengatakan kebutuhan hewan kurban di Lombok Tengah dipastikan terpenuhi karena populasi ternak cukup, mencapai ratusan ribu ekor.
“Populasi ternak sapi di Lombok Tengah cukup banyak, stok untuk hewan kurban aman,” katanya.
Harga sapi kurban saat ini dipastikan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan harga di pasaran sebelumnya. Namun, kenaikan harga hewan kurban tersebut masih dalam batas kewajaran dan hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan para peternak di Lombok Tengah.
“Harga hewan kurban itu relatif stabil, meskipun ada kenaikan sekitar jutaan,” katanya.
Ia mengatakan untuk mendatangkan ternak dari luar Kabupaten Lombok Tengah saat ini cukup ketat, guna mengantisipasi ternak terkena virus.
Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membeli atau menjual ternak yang sakit yang akan dijadikan hewan kurban pada Idul Adha 2025. “Pengawasan pengiriman ternak sapi itu saat ini diperketat,” katanya. (ant)