spot_img
Jumat, Juni 20, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMBangun Wisata Berbasis Kearifan Lokal

Bangun Wisata Berbasis Kearifan Lokal

PENGEMBANGAN sektor pariwisata terus menjadi perhatian berbagai pihak di daerah. Dalam rapat pansus Ripparda DPRD Kota Mataram, Senin, 19 Mei 2025 anggota Pansus tersebut, H. Munawir, SP., MM, menyampaikan pandangan mendalam tentang pentingnya niat baik dan pendekatan kultural dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.

“Yang terpenting itu niat kita. Niat baik akan membawa kita pada perjalanan yang baik pula,” ujarnya dalam rapat yang dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram. Ia menekankan bahwa Perda yang tengah dibahas diharapkan menjadi ruang terbuka bagi semua pihak untuk turut serta membangun destinasi wisata berbasis nilai dan keindahan lokal.

Dalam penjelasannya, Munawir menggunakan analogi sederhana namun kuat: “Destinasi wisata itu seperti warung nasi. Jika makanannya enak, tempatnya nyaman, dan harganya masuk akal, orang pasti akan datang dan kembali,” ujarnya. Hal ini menggambarkan bahwa daya tarik wisata tidak semata terletak pada keindahan alam, tapi juga kenyamanan, keramahan masyarakat, dan keunikan budaya lokal.

Politisi PPP ini juga menyinggung bahwa pariwisata adalah bentuk harmonisasi dari berbagai aspek kehidupan: ekonomi, sosial, budaya, bahkan spiritualitas. “Allah itu indah dan mencintai keindahan. Jadi tidak ada yang salah dengan mengembangkan pariwisata selama itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama,” katanya, merujuk pada pentingnya keharmonisan antara sektor wisata dan kehidupan beragama.

Munawir menyoroti tantangan yang sering muncul di tengah masyarakat ketika wisata dan agama dianggap bertentangan. Menurutnya, peran pemerintah dan tokoh masyarakat sangat penting untuk menjadi penengah. “Kita harus jadi penyejuk di tengah dua kutub yang sering disalahpahami. Pariwisata tidak harus bertentangan dengan nilai agama,” ujarnya.

Selain itu, pariwisata disebutkan bukan hanya tentang rekreasi, tapi juga penguatan identitas lokal dan ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan bahwa tempat-tempat seperti area pelaksanaan ibadah haji pun kini menjadi bagian dari pariwisata spiritual. “Haji itu juga wisata, wisata rohani. Karena itu kita harus siap menjadikan destinasi lokal sebagai bagian dari wisata religi yang layak dikembangkan,” demikian Munawir.

Munawir mengajak semua pihak untuk tidak tertinggal dalam menciptakan destinasi yang punya nilai lebih dibanding daerah lain. “Kita jangan hanya jadi penonton. Kita harus menciptakan, bukan hanya mengikuti,” tegas anggota dewan dari daerah pemilihan Mataram ini.

 “Sekecil apa pun usaha kita, jika dilakukan bersama, akan membawa hasil. Mari kita jadikan pariwisata sebagai kekuatan bersama untuk membangun daerah,” pungkasnya. (fit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -










VIDEO