Mataram (Suara NTB) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram mengalokasikan anggaran senilai Rp160 juta per tahun untuk tambal sulam. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kualitas infrastruktur jalan dan memastikan kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning menyampaikan, perbaikan jalan dilakukan dengan sistem dana swakelola. Sistem tersebut diharapkan cukup untuk mengakomodir semuanya selama satu tahun.
“Jadi perbaikan jalan ini kita pakai dana swakelola. Kita beli bahannya. Kemungkinan kita kerjakan sendiri dengan alat yang ada di kantor dan tenaga kerja yang ada,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin, 19 Mei 2025.
Ia menjelaskan, bahwa perbaikan ini merupakan bagian dari upaya rutin untuk menjaga kualitas infrastruktur jalan dan memastikan kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan. “Kita tidak mungkin biarkan jalan-jalan ini rusak karena di tengah-tengah Kota Mataram,” terangnya.
Lale mengaku, saat ini kondisi infrastruktur umur jalan cukup lama. Kemudian ditambah seringnya terjadi genangan air akibat hujan dan fenomena alam lainnya. Sehingga jalan di beberapa ruas kota mengalami kerusakan seperti berlubang. “Sedangkan aspal ini sangat ‘’takut’’ dengan air, jadi pemetaan kami untuk tahun ini cukup banyak jalan-jalan berlubang,” ungkapnya.
Sementara itu tambah Lale, perbaikan jalan tidak hanya dilakukan di jalan kota. Akan tetapi pihaknya juga menangani jalan milik provinsi. Hal demikian dilakukan karena anggaran dari Pemerintah Provinsi NTB belum turun. Oleh karena itu, dengan anggaran Rp160, ia berharap cukup.
“Provinsi mungkin belum ada anggaran atau belum turun. Mudahan-mudahan dengan Rp160 cukup. Jadi antisipasi kita, kalau tidak cukup kita ajukan lagi dana tambahan,” katanya.
Selain itu, lanjut Lale, sebagai langkah antisipasi terjadinya genangan setelah hujan, pihaknya turun menyebar ke titik-titik lokasi rawan genangan upaya memastikan drainase tidak ada yang tersumbat.
Menyinggung soal genangan air di Jalan Lingkar Selatan kata Lale, kondisi di lokasi tersebut dipicu oleh saluran drainase yang kecil. Selain itu, faktor permukaan jalan yang rendah. Hal demikian menyebabkan setiap turun hujan, air meluap dari parit. “Kalau di sana memang beda, makanya itu menjadi perhatian dari Balai Jalan,” pungkasnya. (pan)