Mataram (Suara NTB) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB berencana menghidupkan beberapa jurusan yang sempat mati di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di NTB. Rencana tersebut untuk memastikan jurusan-jurusan di SMK sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri serta kebutuhan masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepada Bidang (Kabid) Pembinaan SMK, Dikbud NTB, Supriadi, ditemui di Mataram Selasa 20 Mei 2025. Menurut Supriadi, menghidupkan jurusan yang sempat ditutup itu diperlukan agar mampu menyerap kebutuhan masyarakat yang hendak bersekolah di SMK.
“Untuk pemenuhan anak-anak yang mau bersekolah ini. Karena ada beberapa juga yang dia harus lompat tidak mau bersekolah di situ karena jurusan atau kompetensi keahlian yang mereka inginkan tidak ada,” tutur Supriadi.
Ia mencontohkan, salah satu SMK di Batukliang Utara sebelumnya memiliki jurusan seperti teknik rekayasa, otomotif, dan teknik bisnis sepeda motor. Namun, akhirnya jurusan-jurusan tersebut ditutup.
Penutupan jurusan tersebut berimbas kepada penurunan jumlah siswa di sekolah tersebut. “Nah, ternyata setelah ditutup itu siswanya setengah menurun dari hampir 800 orang hingga jadi sekitar 400 kurang,” ungkapnya.
Dari telaahnya, penyebab penurunan itu akibat dari ditutupnya jurusan-jurusan tersebut. “Nah, ternyata antusias anak untuk belajar otomotif dan teknik bisnis sepeda motor itu tinggi. Rata-rata mereka akhirnya beralih ke SMA melompat lebih jauh,” jelasnya.
Selain akan membuka jurusan-jurusan yang sebelumnya telah ditutup, pihaknya juga berencana membuka kompetensi keahlian baru. Pembukaan kompetensi keahlian baru itu didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan dunia kerja dan dunia usaha.
“Ya. Nanti kami sudah arahkan untuk sekolah itu membuat telaahan seperti apa sesuai dengan kebutuhan mereka. Ada saja sih, ada beberapa sekolah memang yang sampai saat ini melakukan atau membuka kompetensi keahlian atau jurusan baru,” ujarnya.
Namun, sekolah yang akan membuka jurusan baru mesti melakukan kajian terlebih dahulu untuk memastikan pengadaan jurusan tersebut memang dibutuhkan. “Di kaji dulu. Kalau memang itu urgen dan mendesak dan itu dibutuhkan kita akan berikan kelonggaran untuk bisa membuka,” tandasnya. (sib)