spot_img
Senin, Juni 23, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMRatusan Driver Ojol Mogok Massal, Tuntut Keadilan Tarif dan Potongan Aplikasi

Ratusan Driver Ojol Mogok Massal, Tuntut Keadilan Tarif dan Potongan Aplikasi

Mataram (Suara NTB) – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Mataram menggelar aksi mogok massal dan demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi NTB dan Kantor Gubernur NTB, Selasa, 20 Mei 2025.

Aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional bertajuk Selasa Nasional Bersatu, yang diikuti oleh ribuan driver di berbagai daerah. Para pengemudi mematikan aplikasi selama sehari penuh sebagai bentuk protes terhadap kebijakan sepihak dari pihak aplikator. Mereka menuntut keadilan atas sistem kerja yang dinilai makin memberatkan, terutama terkait potongan penghasilan yang semakin besar dan diterapkan tanpa adanya kesepakatan antara aplikator dan mitra.

Salah seorang driver, Budiman, yang telah menjadi mitra ojol Shopee sejak 2018, menuturkan bahwa kondisi kerja saat ini kian memburuk. Menurutnya, potongan penghasilan terus meningkat secara sepihak, jauh dari kesepakatan awal yang pernah diterapkan.

“Harapan kita supaya pemotongan-pemotongan yang diaplikasi itu diturunkan. Sekarang ini pemotongannya banyak, lebih dari 20 persen,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (20/5).

Ia juga mengungkapkan bahwa penghasilan yang diterima saat ini tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan setiap hari. “Sebelum ada aturan-aturan ini memang dulu bukan per bulan kita hitung, bukan per hari kita hitung. Bahkan sampai 300 per ratus itu dulu. Sekarang nyari 100 ribu aja susah,” ungkapnya.

Driver semakin terbebani dengan munculnya sistem slot dan program hemat yang diberlakukan aplikator. Program-program ini, menurut mereka, diterapkan sepihak tanpa musyawarah dan justru memangkas pendapatan mitra. Budiman memberi contoh, untuk satu order senilai Rp10.000, potongan yang dikenakan bisa mencapai Rp2.000 bahkan lebih. Potongan tersebut belum termasuk beban operasional seperti bahan bakar dan kuota internet yang ditanggung sendiri oleh driver.

Merasa semakin tertekan, para driver memutuskan untuk menyuarakan aspirasi mereka lewat aksi turun ke jalan. Mereka menilai aplikator tidak lagi memperlakukan mitra secara adil dan setara, tetapi lebih menyerupai hubungan kerja sepihak tanpa perlindungan maupun ruang negosiasi.

Sementara itu, Koordinator lapangan aksi, Rudy Santono, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk perjuangan dari para driver yang selama ini merasa diabaikan. Ia menekankan bahwa pekerjaan ini bukan sekadar profesi, tetapi juga sumber nafkah utama bagi ribuan keluarga.

“Kurang lebih ada 300-an temen-temen ojol yang turun sekarang,” sebutnya kepada wartawan, Selasa, 20 Mei 2025.

Rudy juga mengungkapkan bahwa total potongan dari pihak aplikator saat ini sangat membebani mitra. “Misalkan kami terima bersihnya Rp11.100, tapi yang dibayar sama customer itu kurang lebih sekitar Rp19.000. Berarti kurang lebih sekitar Rp7.900 itu sudah diambil sama aplikator. Itu kurang lebih sekitar 48 persen,” katanya.

Dalam aksi ini, driver dari berbagai platform seperti Gojek, Grab, Shopee, Maxim, dan inDrive bersatu menyuarakan tuntutan yang sama. Mereka mendesak pemerintah daerah turun tangan memberi sanksi tegas terhadap aplikator yang dinilai melanggar prinsip kemitraan. Selain itu, mereka meminta agar sistem slot dan program hemat dihapus, rekrutmen driver baru dihentikan untuk menghindari kelebihan pengemudi, dan tarif dasar dinaikkan ke angka yang lebih manusiawi. Para driver juga berharap potongan maksimal tidak melebihi 10 persen, sebagaimana semangat awal saat kemitraan ini dibentuk.

Aksi ini mendapat pengawalan dari aparat keamanan. Para driver berharap suara mereka didengar oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat, dan menjadi awal dari perubahan kebijakan yang lebih adil dalam sektor transportasi digital. Bagi mereka, perjuangan ini bukan hanya soal uang, tetapi juga menyangkut martabat dan keadilan sebagai mitra kerja yang selama ini merasa termarjinalkan. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -










VIDEO