Taliwang (Suara NTB) – Kelanjutan proyek pembangunan tanggul (sabuk) pengaman danau Lebo Taliwang masih belum jelas. Meski Badan Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) 1 memasukkan dalam program kerjanya di tahun 2026 dan 2027, untuk memastikan program itu tereksekusi harus terus dikawal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sumbawa Barat, Sahril mengungkapkan, program revitalisasi danau Lebo untuk kelanjutan pembangunan tanggulnya masuk dalam program kerja BWS NT 1 di tahun 2026 dan 2027. Dalam 2 tahun berturut itu disiapkan 1 paket program kegiatan. “Volumenya berapa belum dirinci. Tapi yang jelas direncanakan BWS tahun 2026 dan 2027, masing-masing satu paket,” katanya.
Masuk dalam program kerja BWS NT 1, saat ini Dinas PUPR KSB bertugas mengawalnya. Menurut Sahril, pihaknya akan terus memantau penyusunan program BWS NT 1 agar item kelanjutan pembangunan tanggul pengaman Lebo tidak hilang dalam daftar anggarannya. “Kalau tidak kita kawal bisa saja hilang. Kan itu masih rencana dan tugas kita memastikan itu terkunci di tahun depan,” tegasnya.
Lanjutan proyek pembangunan tanggul Lebo memerlukan anggaran yang sangat besar. Dan jika pusat akan menuntaskannya, diperlukan penganggaran bertahap setiap tahun dalam waktu yang cukup lama.
Kondisi itu sendiri tak ditampik Sahril. Ia menyebut dalam realisasi penganggaran sebelumnya, tanggul Lebo baru berhasil dibangun sepanjang 800 meter. Padahal rencananya, tanggul Lebo akan dibangun mengelililingi seluruh area danau yang panjangnya mencapai 24 kilometer.
“Nah pusat kan pasti punya banyak program lainnya di seluruh Indonesia. Tidak danau Lebo saja. Makanya BWS ada buat programnya lagi tahun depan, ya kita kawal saja berapa pun kemudian realisasinya,” kata Sahril seraya menyebut asas pembangunan yang dianut pemerintah pusat selama ini. “Pusat itu prinsipnya (membuat program) berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,” sambungnya.
Sementara itu, tanggul pengaman danau Lebo yang sudah dibangun sebelumnya. Kondisinya sudah butuh segera diperbaiki. Contoh tangggul yang ada di Desa Meraran, Kecamatan Seteluk. Ketinggiannya sudah terlampaui oleh permukaan air danau. Di saat musim penghujan terutama, tanggul terbenam air sepenuhnya. Akibatnya konstruksinya yang masih berupa tanah pada bagian atasnya dengan mudah tergerus air.
Kondisi itu tentunya perlu segera mendapat penanganan agar konstruksi tanggul tidak berujung pada kerusakan lebih parah. Dan pada akhirnya akan menggagalkan program sabuk pengaman danau Lebo sebagaimana yang dicita-citakan pemerintah.(bug)