spot_img
Jumat, Juni 20, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATDiluncurkan Wamen KKP, Lobar Jadi Kabupaten Percontohan Kopdeskel Merah Putih

Diluncurkan Wamen KKP, Lobar Jadi Kabupaten Percontohan Kopdeskel Merah Putih

Giri Menang (Suara NTB) – Semua desa dan kelurahan di Lombok Barat (Lobar) telah menuntaskan proses pembentukan Koperasi Desa Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih yang diprogramkan Presiden Prabowo Subianto. Lobar pun menjadi salah satu Kabupaten Percontohan penerapan Kopdeskel di NTB, sehingga dijadikan lokasi peluncuran Kopdeskel bersama dua daerah lainnya di NTB.

Hal ini dikatakan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia Didit Herdiawan Ashaf saat meninjau peluncuran Koperasi Merah Putih Desa Kekeri, Kecamatan Gunungsari, Selasa, 3 Juni 2025. Hadir juga Wakil Bupati Lobar Hj. Nurul Adha.

Desa Kekait menjadi desa pertama di NTB yang sudah lengkap kepengurusan Koperasi, kantor hingga legalitas akta notaris. Termasuk sudah bekerja sama dengan Bank BRI, Bulog dan PT Pos Indonesia. “Ini sudah sangat baik, Jadi contoh untuk Nusa Tenggara Barat nanti. Jadi sudah ada di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur,” terangnya.

Untuk mendukung pembentukan, pelaksanaan hingga pengawasan Koperasi Merah Putih Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan Keppres nomor 9 Tahun 2025 maupun Inpres  Nomor 9 tahun 2025.

Menurutnya langkah cerdas Presiden RI ini untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebab Koperasi Merah Putih itu diyakininya akan memotong jalur pengiriman logistik yang begitu panjang. “Dengan adanya regulasi itu jalur pengiriman yang melalui beberapa usaha-usaha seperti pengepul, distributor, sub distributor ke grosir terus ke ritel baru ke konsumen itu dipotong, jadi dari petani atau nelayan langsung ke koperasi,” ujarnya.

Tak hanya itu, permainan harga yang biasa terjadi di tengkulak bisa dihentikan. Memberikan dampak peningkatan perekonomian, kesejahteraan dan kesehatan dari desa seperti harapan astacita Prabowo Subianto. “Dan di Sini Koperasi Desa Merah Putih Kekeri sudah menerapkannya dengan adanya unit usaha-usaha,” ujarnya.

Ia berharap desa bisa menarik seluruh masyarakat maupun penyuluh masuk menjadi anggota Koperasi Merah putih tersebut. Sebab dipastikan unit usaha Koperasi Merah Putih itu tidak akan mematikan usaha kecil masyarakat setempat yang sudah ada seperti toko kelontong maupun sembako.

Salah satu unit andalan koperasi ini simpan pinjam. Bahkan Koperasi Merah Putih bisa mengelola unit usaha Logistik. Membuat usaha hasil pertanian maupun perikanan dari desa bisa langsung dikirim keluar tanpa melalui perantara. Seperti yang sudah dilakukan Koperasi Merah Putih Desa Kekait tersebut dengan sudah adanya juga unit usaha pergudangan.

Sementara itu, Wakil Bupati Lobar Hj Nurul Adha menyambut baik kunjungan Wamen KKP untuk peninjauan Koperasi Merah Putih Desa/Kelurahan di Lobar. Sebab diungkapkan Ummi Nurul, dari 119 desa dan 3 kelurahan di Lobar seluruhnya sudah melakukan Musyawarah Desa Khusus (Musdeskhus) untuk pembentukan Koperasi Merah Putih.

“36 di antaranya sudah memiliki legalitas badan hukum, 84 sedang mengajukan ke notaris untuk legalitasnya dan 2 sedang berproses. Jadi sudah mencapai 100 persen,” terangnya.

Pihaknya sangat berhadap keinginan Wamen menjadikan Desa Kekeri menjadi percontohan bisa berjalan lancar. Sehingga tidak hanya menjadi percontohan di Lobar, namun juga di NTB.

Untuk mendukung percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih itu, UNA mengatakan Bupati sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE)  pengunaan Alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 10 juta untuk pengurusan badan hukum koperasi tersebut. “Pak bupati cepat tanggap dengan menambah Alokasi Dana Desa sebesar Rp 10 juta itu untuk perintisan Koperasi Desa Merah Putih. Itu untuk biaya notaris dan modal awal,” bebernya.

Nantinya dengan masyarakat atau usaha lokal masuk menjadi Anggota Koperasi Merah Putih itu akan menambah modal dasar. Ia cukup meyakini Program Presiden Prabowo ini akan membuat Koperasi Merah Putih itu terus berjalan. “Menjadi tantangan ke depan agar koperasi Merah Putih ini tidak seperti koperasi biasa yang kadang mati,” ucapnya.

Pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah desa untuk memastikan Koperasi Merah Putih itu tetap hidup. Peningkatan Sumbar Daya Manusia (SDM) juga akan dilakukan pihaknya melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), agar SDM pengelola koperasi itu profesional.

“Sudah ada bank seperti BSI juga menawarkan kerjasama modal dan Pendampingan. Karena yang penting ini pencatatan keuangan laporan koperasi, jangan sampai sudah bergulir dana pinjaman terus menghilang. Jadi yang kita inginkan pengawasan dan peningkatan SDM itu,”pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kadis Koperasi Lobar M. Mudasir menambahkan, Kopdeskel di Lobar yang sudah memiliki legalitas formal sebanyak 36, sedangkan sisanya berproses. Semua koperasi ini telah mengurus proses legalitas akte notaris ke Kemenkumham dan Kemenkop.

Terkait kapan legalitas akte  Kopdeskel ini terbit, tergantung dari dua kementerian.   Untuk langkah pengawasan yang dilakukan pihaknya, melalui RAT yang rutin tiap tahun. Ini sebagai salah satu bentuk evaluasi terhadap Kopdeskel ini, seperti apa kendalanya. “Itu nanti kita laporkan ke provinsi,” ujarnya.

Kepala Desa Kekeri, Sulthan memastikan baik usaha masyarakat maupun koperasi dan BUMDes setempat tidak akan mati setelah adanya koperasi merah putih itu. Bahkan pihaknya siap mengajak kerjasama untuk unit usaha. “Misal menjual yang sama dengan koperasi merah putih, tentu kita bisa menjadi distributor bagi mereka. Tidak mungkin kita bersaing, jadi BUMDes dan koperasi beriringan tidak saling mematikan,” jelasnya.

Menurutnya unit usaha yang akan menjadi andalan Koperasi Merah Putih desanya bergerak di bidang pangan, baik sisi pertanian, perkebunan maupun peternakan.

Terlebih di kawasan desanya terdapat Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang nantinya bisa diajak kolaborasi untuk suplai bahan makanannya. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -










VIDEO