Taliwang (Suara NTB) – Kabupaten Sumbawa Barat menjadi salah satu daerah yang hasil survei angka stuntingnya belum dirilis berdasarkan survei Status Gizi Indonesia (SGI) tahun 2024. Namun demikian Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) setempat, optimis tetap terjadi penurunan terhadap kondisi gagal tumbuh pada anak balita tersebut.
“Data terbaru rata-rata daerah yang dirilis sesuai survei SGI 2024 semuanya naik ya. Kan tertinggi KLU (kabupaten lombok utara). Tapi kami optimis kalau kita turun pastinya,” klaim kepala DP2KBP3A KSB, Agus Purnawan, Selasa, 10 Juni 2025.
Optimisme terjadinya penurunan angka stunting itu didasari atas berbagai upaya intervensi yang selama ini telah dilaksanakan Pemda KSB. Menurut Agus sejauh ini seluruh aksi-aksi pencegahan telah dijalankan dengan baik oleh seluruh stake holder pemerintah dan masyarakat. “Contoh capaian sanitasi dan air bersih kita paling tinggi dan itu memengaruhi sebesar 60 persen upaya penanggulangan stunting secara keseluruhan,” sebutnya.
Berdasarkan dari hasil elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGM) 2024 angka kasus stunting di mencapai 808 balita atau 7,37 persen. Angka itu turun dibanding dari data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 10,5 persen.
Dikatakan Agus, berdasarkan pembaruan data ePPBGM setiap bulan jumlah anak terindikasi stunting selama ini terus mengalami penurunan. Bahkan di akhir tahun 2024 angka absolut anak yang dinyatakan stunting tersisa sekitar 700 anak. “Mengikuti data ePPBGM angka (stunting) kita selalu terjadi perubahan (penurunan),” cetusnya.
Selanjutnya ia menyampaikan, pada tahun 2025 ini Pemda KSB terus mengefektifkan upaya penanganan stunting. Salah satu yang sedang dirancang saat ini adalah program orang tua asuh. Program itu kata Agus akan menjadi salah satu gerakan paling besar karena setiap pihak dapat terlibat di dalamnya. “Individu, instansi, organisasi dan bentuk lainnya bisa menjadi orang tua asuh cegah stunting ini,” tukasnya seraya menyebut program tersebut akan segera di launching.
“Harapan kami masyarakat bisa berpartisipasi aktif dalam aksi ornag tuan asuh cegah stunting ini. Karena untuk membebaskan anak-anak kita dari stunting pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” sambung mantan sekretaris Dinas Perikanan ini.(bug)