Praya (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) berkomitmen tetap melanjutkan rencana penyelesaian pembangunan Masjid Agung Loteng mulai tahun 2026 mendatang dengan mengalokasikan dana hibah pada APBD.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) H. Lalu Wiranaya, S.IP., M.A., menjelaskan pembangunan Masjid Agung sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) yang telah disepakati oleh pemerintah daerah dengan DPRD Loteng, khusus untuk alokasi anggaran belanja daerah menurun sekitar Rp 400 miliar dari tahun 2025 ini.
“Meski demikian kita akan tetap upayakan ada dukungan alokasi anggaran untuk penyelesaian pembangunan Masjid Agung Loteng tahun depan. Karena ini memang harapan dan keinginan masyarakat,” sebutnya.
Kalau pun tidak bisa sekaligus semuanya sesuai perencanaan kebutuhan anggaran yang mencapai Rp50 miliar lebih, mungkin sebagian dulu. Terpenting rencana penyelesaian pembangunan Masjid Agung Loteng bisa dimulai. Mengingat, proses pembangunan masjid yang menjadi ikon Loteng tersebut sudah cukup lama.
Sehingga pemerintah daerah berharap pembangunan Masjid Agung Loteng bisa secepatnya dituntaskan. “Selain bangunan utama, penambahan fasilitas pendukung juga menjadi bagian dari rencana pembangunan. Termasuk fasilitas pendukung bagi penyandang difabel. Supaya siapapun yang yang datang ke Masjid Agung Loteng bisa lebih nyaman saat beribadah,” imbuh Wiranata.
Menurutnya, ke depan Masjid Agung Loteng tidak hanya sebagai tempat ibadah. Tetapi juga bisa menjadi wahana wisata religi dan pusat edukasi bagi masyarakat. Sekaligus sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Tidak kalah penting Masjid Agung Loteng salah satu ikon dan perwajahan bagi Loteng. Di mana banyak orang luar yang berkunjung ke Loteng, beribadahnya di Masjid Agung Loteng. Jadi perlu kita memberikan kesan positif. Dengan keberadaan masjid yang nyaman,” tandasnya. (kir)

