Mataram (Suara NTB) – Pemasangan sambungan air bersih ke hunian sementara (Huntara) di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru belum terealisasi. PT. Air Minum Giri Menang (dulu PDAM, red) belum menerima rekomendasi dari Balai Jalan Nasional (BJN). Sambungan air dari rumah justru menimbulkan masalah baru.
Direktur Utama PT. Air Minum Giri Menang (Perseroda), H. Lalu Ahmad Zaini menjelaskan, pemasangan sambungan air di huntara Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru sejak awal telah mengurus izin dari Balai Jalan Nasional untuk memboring atau crossing jalan karena posisi pipa besar berada di seberang jalan. Akan tetapi, pihaknya belum mendapatkan rekomendasi.
Proses akselarasi telah ditempuh dengan menggelar rapat menghadirkan BJN, tetapi tidak bisa memaksa karena kewenangan berada di provinsi. “Sebenarnya Perkim sudah memaklumi kendala ini,” kata Zaini ditemui pada Jumat (2/2).
Ia memaklumi bahwa Balai Jalan Nasional juga memiliki prosedur termasuk melakukan survei dan lain sebagainya. Pengajuan izin juga tidak hanya urusan penggalian pipa melainkan urusan lainnya. Alternatif menarik atau memasang sambungan air melalui kantor Unit Pengelolaan Teknis (UPT) Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubunga Kota Mataram. Zaini menegaskan, permasalahannya secara aturan tidak boleh mengambil air dari sambungan rumah karena dikhawatirkan tidak akan mendapatkan air. Apalagi suplai air bersih untuk 24 kepala keluarga. “Jadi tidak boleh menyambung air dari rumah, bukan hanya sedikit mendapatkan air tetapi tidak ada malah nanti kan jadi masalah,” jelasnya.
Pihaknya memastikan apabila ada jalan lain untuk menyambungkan air bersih ke huntara tersebut, maka akan disambungkan. Oleh karena itu, pihaknya mencoba mencari alternatif atau jalan terbaik.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Mataram, M. Nazaruddin Fikri menjelaskan, pemasangan sambungan air bersih oleh PT. Air Minum Giri Menang (Perseroda) ke hunian sementara di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru masih terkendala pemasangan pipa sambungan. Kabarnya, perusahaan daerah itu belum mendapatkan izin dari Balai Jalan Nasional (BJN) Kantor Wilayah NTB.
Pihaknya segera mengambil inisiatif memasang tandon air berkapasitas 1.000 liter karena lima kepala keluarga telah pindah ke huntara. Selain itu, pihaknya telah meminta Dinas Sosial Kota Mataram mengirimkan tangki air bersih yang disuplai dari air bawah tanah milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram, sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga untuk memasang dan kebutuhan lainnya. “Hari ini, tandonnya sudah dipasang ke sana,” ujarnya.
Solusi pengeboran untuk pemenuhan air bersih sebenarnya menjadi bagian dari skenario awal. Akan tetapi, ia mendapatkan arahan dari Sekretaris Daerah Kota Mataram Lalu Alwan Basri bahwa kualitas air tidak layak. Kualitas air yang baik adalah, tidak mengeluarkan aroma, tidak berwarna, dan berasa aneh. Pihaknya sebenarnya mengharapkan sambungan air bisa dari Kantor UPT Pengujian Kendaraan Bermotor yang berdekatan dengan huntara. “Kenapa tidak diambilkan dari sana saja karena kalau malam tidak dipakai airnya di sana,” ucapnya.
Ia menegaskan, pemerintah telah menyediakan anggaran untuk membayar sambungan air tersebut sehingga perusda tidak perlu khawatir. (cem)