Giri Menang (Suara NTB) – Tunggakan klaim BPJS Kesehatan yang belum dibayar di dua rumah sakit di Lombok Barat (Lobar), masing-masing RSUD Tripat dan RSAM Narmada menyebabkan pelayanan terganggu. Selain itu, imbasnya pencapaian Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dua rumah sakit terancam tak mencapai target.
Direktur Utama RSUD Tripat dr.H. Suriyadi, Sp.An., mengatakan hingga saat ini capaian PAD RSUD Tripat sudah masuk pada angka 86 persen dari target Rp 126 miliar, di mana target PAD ini naik pada APBD perubahan dari yang sebelumnya target PAD Rp 115 miliar, ” Target kami naik pada APBD perubahan dari Rp 115 miliar menjadi Rp 126 miliar,” paparnya.
Kalau dari hitungan target Rp 115 miliar capaian sudah mencapai 90 persen lebih, namun karena ada kenaikan target menjadi Rp 126 miliar, realisasi PAD hingga Oktober sebesar 86 persen dari target Rp126 miliar. “Kalau dari target Rp 115 miliar realisasi kami sudah 90 persen, tapi kalau dari target Rp 126 miliar realisasi mencapai 84 persen,” jelasnya.
Dikatakan, sisa yang 16 persen diperkirakan akan bisa tercapai jika pihak BPJS Kesehatan membayar klaim pelayanan yang sudah diajukan, namun masih tertunda pembayarannya oleh BPJS kesehatan, di mana nilai klaim yang belum dibayar mencapai belasan miliar.”Total yang dipending (tunda) belum dibayar Rp14,1 miliar, kalau ini dibayar sebesar Rp 10 miliar, ditambah sisa dua bulan, realisasi bisa capai 100 persen bahkan lebih,” katanya.
Saat ini, kata Ddia, capaian yang sudah masuk sebesar Rp 107 miliar, kalau dari target sebelum APBD perubahan realisasi PAD sudah lebih dari target, namun karena ada kenaikan sehingga dari realisasi Rp 107 miliar atau Rp 84 persen, sehingga jika terbayar 10 miliar maka capaian PAD bisa masuk 117 miliar selanjutnya masih ada sisa 2 bulan ini diperkirakan masuk Rp 10 miliar maka, PAD yang masih bisa lebih dari Rp 126 miliar dengan capaian Rp 127 miliar lebih.” Mudahan bisa dibayar, kami masih was-was ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSAM Narmada, dr. Erick Gunawan juga mengungkapkan akibat banyak klaim BPJS Kesehatan yang belum dibayar berpengaruh terhadap capaian PAD tahun 2024, hingga saat capaian PAD di rumah sakit baru sekitar Rp 70 persen,” Realisasi PAD kita terhambat saat ini baru capaian 70 persen,” tegasnya.
Jika semua klaim dibayarkan oleh BPJS kesehatan, maka realisasi PAD dari rumah sakit bisa mencapai 100 persen. “Jika dibayarkan, realisasi bisa 100 persen,”ujarnya.
Data Pemda Lobar per awal Oktober 2024, realisasi PAD Lobar mencapai 81,62 persen atau sekitar Rp 331 miliar dari target Rp 406 miliar lebih. Terdapat beberapa OPD yang realisasinya rendah, seperti Dinas Perhubungan sekitar 27, 43 persen, Dinas PUTR 42,40 persen, Dinas Perindag 50,19 persen, Dinas Pertanian 52,38 persen, DKP 64,8 persen. Sementara yang realisasinya tinggi ada di Bapenda di 80,2 persen, dan Dinas Lingkungan Hidup 81,53 persen.(her)