JEPANG saat ini tengah menghadapi kebutuhan mendesak akan tenaga kesehatan sebanyak 500 orang, Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat diharapkan dapat mengisi kebutuhan tersebut.
Peluang kerja ini menjadi kesempatan emas bagi lulusan-lulusan tenaga kesehatan, maupun yang masih kuliah dan ingin PKL (praktik kerja lapangan) di Negeri Sakura.
Bali Tosha Lombok Kochi (BTL Kochi) adalah salah satu perusahaan penyalur yang menjadi mitra kerjasama., melalui program-program yang dirancang untuk mendukung pengiriman tenaga kesehatan terampil dari Indonesia, khususnya dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Bali Tosha Lombok Kochi, Abdurrahman SE, MM, menjelaskan, ada dua skema program ke Jepang ini.
Salah satu program yang tengah berjalan adalah program internship atau PKL. Program ini dirancang untuk mahasiswa perguruan tinggi jurusan kesehatan yang ingin mendapatkan pengalaman PKL di Jepang.
“Di Jepang, mereka bukan hanya mendapat ilmu, tetapi juga pengalaman internasional. Selain itu, mereka juga mendapatkan uang saku selama 11 bulan PKL di Jepang, bisa mendapatkan di atas Rp100 juta. Cukup untuk menyelesaikan kuliahnya,” ujar Rama, panggilan akrabnya.
Program internship ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk belajar di fasilitas kesehatan di Jepang, dan mereka tidak perlu membayar biaya apapun di awal. Biaya keberangkatan akan ditanggung oleh pihak Jepang, sementara peserta hanya perlu mempersiapkan paspor, pemeriksaan medis, dan biaya hidup pribadi.
Selain itu, ada juga program untuk alumni yang ingin bekerja di Jepang. Program ini disiapkan untuk lulusan-lulusan tenaga kesehatan. “Alumni yang ingin bergabung harus belajar Bahasa Jepang minimal selama 6 bulan dan mendapatkan dua sertifikat penting, yaitu Sertifikat Skill Worker Kernel dan Sertifikat JT Basic A2 untuk standar bahasa Jepang. Setelah itu, mereka dapat melanjutkan proses job matching untuk mendapatkan pekerjaan di Jepang,” tambah Rama.
Namun, ia juga mengakui adanya tantangan dalam mencari peserta yang memenuhi kualifikasi tersebut. Salah satunya adalah standar bahasa yang diperlukan.
“Kita kesulitan memenuhi permintaan tenaga kesehatan di Jepang ini. karena umumnya di sini ingin prosesnya cepat, mau langsung kerja. Tapi jika tidak memiliki kemampuan bahasa yang cukup, itu akan menjadi kendala. Skill medis mereka sudah ada, namun bahasa Jepang menjadi kunci untuk sukses,” jelas Rama.
Untuk program internship, pihak Jepang akan membiayai seluruh biaya keberangkatan, sementara biaya hidup akan ditanggung oleh pihak yang mengirim peserta. Program ini sudah berjalan dengan pengiriman beberapa angkatan yang telah sukses diantar ke Jepang. “Kami sudah mengirimkan sekitar 4 angkatan,” tambahnya.
Abdurrahman berharap bahwa dengan adanya program ini, tidak hanya akan memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Jepang, tetapi juga memberikan peluang bagi warga NTB untuk bekerja dan berkarir di luar negeri.
“Kami memprioritaskan warga NTB untuk program ini, mengingat kami berasal dari daerah ini. Kami berharap semakin banyak warga NTB yang dapat memanfaatkan peluang ini,” ujarnya.
Dengan permintaan yang tinggi, target 500 tenaga kesehatan dari Indonesia diharapkan dapat terpenuhi pada tahun ini. Bagi para lulusan dan alumni yang berminat, kesempatan ini memberikan prospek yang cerah untuk memulai karier internasional mereka, sekaligus memperluas wawasan dan keterampilan di bidang kesehatan.
Untuk informasi lebih detail, peminat dapat mendatangi langsung kantor Bali Tosha Lombok Kochi. Salah satunya di komplek Ruko Grand Lingkar, Nomor 7 di Seberang tugu Mataram Metro. (bul)