Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komposisi angkatan kerja pada Agustus 2024 terdiri dari 3,11 juta orang yang bekerja dan 87,01 ribu orang pengangguran. Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di NTB.
ANGKA Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang dicatat oleh BPS terakhir dirilis bulan Agustus 2024 lalu. Dalam laporannya terlihat, penduduk usia kerja di NTB pada Agustus 2024 sebanyak 4,13 juta orang, naik sebanyak 74,18 ribu orang dibanding Agustus 2023. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu sebanyak 3,19 juta orang (77,23 persen), sisanya termasuk bukan angkatan kerja.
Dalam data BPS, apabila dibandingkan Agustus 2023, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 216,34 ribu orang. Penduduk bekerja mengalami peningkatan sebanyak 212,57 ribu orang dan pengangguran meningkat sebanyak 3,77 ribu orang.
Adapun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibanding Agustus 2023. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah. TPAK pada Agustus 2024 sebesar 77,23 persen, naik 3,92 persen poin dibanding Agustus 2023.
Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 86,47 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 68,04 persen. Kecenderungan TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan disebabkan oleh faktor budaya dimana tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya diberikan pada laki-laki.
Dibandingkan Agustus 2023, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 2,29 persen poin dan 5,50 persen poin.
Adapun komposisi penduduk bekerja menurut lapangan usaha dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2024, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 36,16 persen. Kemudian Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,89 persen serta Industri Pengolahan sebesar 10,17 persen.
Dibandingkan Agustus 2023, sebagian besar lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (152,48 ribu orang); Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (56,78 ribu orang); dan Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial (17,90 ribu orang).
Adanya kondisi ini, anggota Komisi V DPRD NTB Ir. Made Slamet mengatakan, masalah pengangguran harus menjadi salah satu agenda penting dan prioritas untuk dituntaskan oleh pasangan Iqbal – Dinda selama lima tahun ke depan.
Menurutnya, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan Pemda untuk menekan angka pengangguran di dalam daerah, salah satunya yaitu dengan menciptakan lapangan kerja secara luas.
Bisa juga dengan upaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, mengembangkan sektor UMKM, dan lainnya. Selain itu, pemerintah dapat berperan penting dengan kebijakan yang mendukung, seperti reformasi pendidikan, program magang dan pelatihan, serta dukungan untuk UMKM.
Menurutnya, pemerintah harus bisa membuat program dan target yang ingin dicapai dalam lima tahun terkait dengan upaya menekan angka pengangguran ini. Dan target tersebut harus mampu diwujudkan dalam kebijakan yang diciptakan.
“Sektor mana saja yang bisa menyerap tenaga kerja harus dikaji. Misalnya sektor pariwisata, berapa seharusnya bisa menyerap tenaga kerja dari pengembangan pariwisata itu sendiri. Termasuk sektor pertanian, peternakan dan juga lapangan kerja lainnya, itu harsu digarap,” katanya beberapa waktu lalu.
Menurut politisi PDIP ini, ekonomi sekala kecil menengah harus menjadi prioritas di dalam upaya menekan angka pengangguran. Sebab di sektor inilah yang terbukti bisa menyerap tenaga kerja baru dan menekan angka kemiskinan. “Pengangguran ini harus menjadi program prioritas. Yang menganggur anak muda kebanyakan. Ini harus dicarikan jalan keluar agar tak menimbulkan gangguan sosial,” katanya.
Menurutnya, pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Kemudian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dukungan terhadap UMKM, seperti akses modal, pelatihan, dan pemasaran, dapat membantu meningkatkan daya saing dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Perlu juga inovasi teknologi, sebab pemanfaatan teknologi dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas,” ujarnya. (ris)