Selong (suarantb.com) – Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa revolusi terbesar dalam sejarah keummatan adalah revolusi pendidikan dan Nahdlatul Wathan (NW) telah menjadi pelopor dari gerakan tersebut sejak 90 tahun lalu.
Gubernur menyampaikan hal itu dalam acara peringatan Hultah Madrasah NWDI ke90 di Anjani. Gubernur juga menyoroti betapa pentingnya peran pendidikan dalam membangun peradaban dan mengangkat martabat umat.
“Sudah 90 tahun lalu, tidak ada yang memikirkan bahwa yang paling dibutuhkan umat adalah pendidikan. Tapi Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid mengambil keputusan revolusioner saat itu. Dan hari ini, ribuan sekolah di bawah naungan NW menjadi bukti nyata bahwa revolusi itu benar dan berhasil,” ujar Gubernur.
Gubernur Iqbal juga menyampaikan apresiasi atas peran besar NW dalam kehidupan masyarakat NTB, khususnya dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan. Menurutnya, NW adalah organisasi yang tidak perlu mencari pengakuan, karena pengakuan datang dari manfaat nyata yang masyarakat rasakan.
“Banyak menteri ingin datang ke NW. Hari ini hadir Menteri Haji dan Umrah, juga Menteri Pendidikan. Ini bukti bahwa NW telah memberikan manfaat besar bagi umat. Dan itu dilihat langsung oleh masyarakat, bukan karena diminta-minta,” tambahnya.
Ingatkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Meskipun NW telah sukses dalam bidang pendidikan, Gubernur NTB mengingatkan bahwa tantangan besar ke depan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia mengajak seluruh elemen NW untuk bersinergi membangun kekuatan ekonomi umat, demi meningkatkan kesejahteraan rakyat NTB.
“Di mana pun NW hadir, umat selalu bergerak maju. Sekarang kita harus bergerak di bidang ekonomi. Dengan visi yang sama, mari kita naikkan martabat masyarakat NTB bersama NW. Saya yakin, keinginan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi akan bisa kita capai bersama,” katanya penuh optimisme.
Keberadaan NW yang telah tersebar luas di seluruh wilayah NTB dan bahkan hingga luar negeri, menurut Gubernur Iqbal sebagai aset strategis dalam pembangunan daerah dan pemberdayaan umat. Ia berharap, dapat terus memperkuat sinergi antara pemerintah dan NW.
“Ikhtiar yang dimulai 90 tahun lalu telah menjadi gerakan revolusioner keumatan. Kini saatnya kita lanjutkan dengan revolusi ekonomi, agar umat tidak hanya cerdas, tapi juga berdaya,” tutupnya.
Pendidikan adalah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW), TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, menegaskan bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Indonesia sedang bersiap menuju satu abad kemerdekaan. Pertanyaannya, emas yang bagaimana ingin kita capai? Emas yang hanya berkilau di luar tapi rapuh di dalam, atau emas yang kokoh, tahan uji, dan membawa kejayaan? Jawabannya hanya satu: generasi bangsa yang terdidik,” ujar Tuan Guru.
Dalam pidatonya, TGKH. Zainuddin Atsani menekankan bahwa pendidikan bukan hanya prioritas, tetapi merupakan identitas, jantung, dan napas perjuangan NW sejak awal berdiri. Dari ruang kelas kecil di pelosok Nusantara, NW telah melahirkan banyak tokoh besar yang berkontribusi pada bangsa dan negara.
“Embrio NW adalah lembaga pendidikan. Pendidikan adalah nadi dan darah NW. Di NW, pendidikan bukan sekadar membaca dan menulis, tapi juga menanamkan nilai, membentuk akhlak, dan melahirkan generasi yang berilmu, beriman, dan beramal,” tegasnya.
Dalam arahannya, Ketua Umum PB NW juga mengungkapkan bahwa tim riset NW telah menyusun konsep strategis menuju Indonesia Emas 2045 melalui tiga pilar utama, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, danPenguasaan Teknologi Digital.
“Kecerdasan intelektual adalah karunia Allah yang harus diolah sebagai investasi, dan itu harus dibangun di atas fondasi spiritual yang kuat,” tambahnya.
Perayaan Hultah akan Steril dari Urusan Politik
TGKH. Zainuddin juga menegaskan bahwa mulai tahun ini, perayaan Hultah Madrasah NWDI akan steril dari urusan politik. “Politik hanya akan dibahas di Hari Jadi (Hadi), bukan di Hultah. Ini momentum pendidikan, dan harus fokus pada misi utama kami, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelasnya.
Dalam semangat persatuan, ia mengajak seluruh elemen bangsa—termasuk NW, NU, dan Muhammadiyah—untuk bersama-sama bergandengan tangan demi kemajuan Indonesia. “Kita semua anak bangsa. Kita semua punya hak dan tanggung jawab yang sama. Kalau kita seayun langkah, maka Indonesia Emas bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan,” ujarnya.
Saat ini, NW telah berkembang pesat dan memiliki cabang di seluruh 38 provinsi di Indonesia serta lima perwakilan di luar negeri. Tak hanya fokus pada pendidikan, NW juga aktif dalam misi-misi kemanusiaan, menjadikan organisasi ini sebagai bagian penting dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa.
Ketua Umum PB NW menegaskan bahwa perjuangan hari ini adalah kelanjutan dari cita-cita besar para pendiri. “Sebagai abituren NW, berjuang adalah kewajiban, bukan pilihan,” demikian pungkasnya. (rus)

